Betapa ganasnya laut lepas, menggulung ombak-ombak, membentur karang, juga pasir menikung landai di antara hempasan buih berisik sampai mengering dibakar matahari.
Pantai laut selatan Jawa dikenal masyarakat menyimpan tenaga misteri kerajaan bawah air.
Teori ilmu kelautan tidak dapat menyelami kedalaman makna laut ini. Petani nelayan yang berjiwa laut punya ritual khusus untuk memulai dan mengakhiri kerja kesehariaannya. Di situlah kiranya harapan untuk tetap hidup bagi mereka adalah mengabdi pada laut.
Kekayaan laut yang membentang perlu dikelola dengan arif, tapi siapa manajer kelautan? Apakah dia berjiawa pelaut seperti gambaran nenek moyang dahulu? Daratan ternyata hanya sebagian dari hamparan lautan yang mengelilingi. Pada suhu minus, air laut membeku di kutub utara dan selatan, yang katanya semakin mencair dalam pemanasan global abad ini. Ancaman bahwa daratan pantai akan cepat tenggelam, pulau-pulau kecil akan terendam, menimbulkan alarm gelombang tsunami mengerikan yang sewaktu-waktu datang menghampiri pulau-pulau.
Kesadaran masyarakat untuk mengelola pantai dan potensi kelautan terbesar baru dimiliki oleh masyarakat Pulau Bali, sebagian Lombok, dan Bunaken di Sulawesi Utara. Sementara Kepulauan seribu menjadi projek limbah pelimpahan kelebihan muatan lokal kota Jakarta, ibu kota Indonesia. Seniman, Mbah Surip, menyanyikan lagu 'Tak Gendhong kemana-mana' dalam suka maupun duka selalu tertawa dan ditutup dengan pernyataan global: I love you full.
Beberapa provinsi dan pemerintah lewat Dephubpar mencanangkan projek pengembangan pantai-pantai di daerah lain dengan slogan Visit Indonesia Year, Visit Asean Year, dan visit-visit pameran, ekspo lain dengan biaya besar untuk menarik investasi luar dan wisatawan luar untuk berkunjung. Travel Warning di mana-mana berkembang karena faktor keamanan infrastruktur belum dijamin cukup baik. Bertambahlah hutan negara, bertambahlah kekhawatiran masyarakat akan transportasi antar pelaku bisnis wisata.
Maka, menjelang HUT Proklamasi, 17 Agustus 2009 ini, ada baiknya merengkuh kembali makna kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, semua bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesua dengan perikemanusiaan dan perikeadilan(Mukadimah/preambule UUD 1945). Laut dan pantai yang menyimpan keindahan patut dimerdekakan dari kisah misteri laut yang membelenggu masyarakat berkembang, orang-orang sederhana yang berkeinginan mau maju bersama pemerintahnya. Merdeka!
Pantai laut selatan Jawa dikenal masyarakat menyimpan tenaga misteri kerajaan bawah air.
Teori ilmu kelautan tidak dapat menyelami kedalaman makna laut ini. Petani nelayan yang berjiwa laut punya ritual khusus untuk memulai dan mengakhiri kerja kesehariaannya. Di situlah kiranya harapan untuk tetap hidup bagi mereka adalah mengabdi pada laut.
Kekayaan laut yang membentang perlu dikelola dengan arif, tapi siapa manajer kelautan? Apakah dia berjiawa pelaut seperti gambaran nenek moyang dahulu? Daratan ternyata hanya sebagian dari hamparan lautan yang mengelilingi. Pada suhu minus, air laut membeku di kutub utara dan selatan, yang katanya semakin mencair dalam pemanasan global abad ini. Ancaman bahwa daratan pantai akan cepat tenggelam, pulau-pulau kecil akan terendam, menimbulkan alarm gelombang tsunami mengerikan yang sewaktu-waktu datang menghampiri pulau-pulau.
Kesadaran masyarakat untuk mengelola pantai dan potensi kelautan terbesar baru dimiliki oleh masyarakat Pulau Bali, sebagian Lombok, dan Bunaken di Sulawesi Utara. Sementara Kepulauan seribu menjadi projek limbah pelimpahan kelebihan muatan lokal kota Jakarta, ibu kota Indonesia. Seniman, Mbah Surip, menyanyikan lagu 'Tak Gendhong kemana-mana' dalam suka maupun duka selalu tertawa dan ditutup dengan pernyataan global: I love you full.
Beberapa provinsi dan pemerintah lewat Dephubpar mencanangkan projek pengembangan pantai-pantai di daerah lain dengan slogan Visit Indonesia Year, Visit Asean Year, dan visit-visit pameran, ekspo lain dengan biaya besar untuk menarik investasi luar dan wisatawan luar untuk berkunjung. Travel Warning di mana-mana berkembang karena faktor keamanan infrastruktur belum dijamin cukup baik. Bertambahlah hutan negara, bertambahlah kekhawatiran masyarakat akan transportasi antar pelaku bisnis wisata.
Maka, menjelang HUT Proklamasi, 17 Agustus 2009 ini, ada baiknya merengkuh kembali makna kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, semua bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesua dengan perikemanusiaan dan perikeadilan(Mukadimah/preambule UUD 1945). Laut dan pantai yang menyimpan keindahan patut dimerdekakan dari kisah misteri laut yang membelenggu masyarakat berkembang, orang-orang sederhana yang berkeinginan mau maju bersama pemerintahnya. Merdeka!
Komentar
Posting Komentar