Langsung ke konten utama

RIAK KECIL GELOMBANG BESAR

RASA INGIN TAHU YANG BESAR adalah salah satu sikap ilmiah.

     Mau tahu sedikit atau banyak itu pilihan. Daya tarik magnet selalu berada pada dua kutub yang berbeda. Kesadaran akan eksistensi dan hakikat seharusnya menjadikan pola pikir terbuka bahwa perbedaan itu salah satu dalil tak terbantahkan oleh akal sehat manusia. Tingkat-tingkat kecerdasan itu melekat pada diri setiap insan. Bahwa ada kesamaam di antaranya juga bukan suatu kebetulan seperti yang sering ditulis dalam cerita sinetron di tv.

     Tingkat kecerdasan dasar dimulai sejak dalam kandungan ibu, maka rahim ibu diinisiasikan sebagai sekolah kehidupan -- PAUD masa pranatal. Tingkat kecerdasan lanjutan pertama berlaku sejak 'terlahir' keluar dari persembunyian rahim ibu (pascanatal). Proses keluar dari persembunyian rahim tentu saja melalui persalinan. ada persalinan normal, lancr; ada persalinan 'istimewa'. Secara umum persalinan setelah usia matang kandungan 9 bulan 10 hari. Bagaimana jangka waktu itu dipastikan kesiapannya, ada kebiasaan pengingat masa (pranata mangsa--Jawa) secara turun-temurun/tradisi yang mampu diwariskan sejarah.

     Dalam perkembangannya, figur ibu dinobatkan menjadi tokoh pejuang pejuang kehidupan yang terbedakan secara distingtif dengan kata perempuan, wanita, puteri, gadis, perawan, isteri, janda, tante, bibi, nenek, nini, dan sederet padanan kata lainnya dalam berbagai konvensi bahasa asli atau rumpun bahasa lingkup dunia kecil dan besar.

     Tingkat kecerdasan itu lebih dominan ditentukan oleh kondisi dan situasi lingkungan keluarga pengasuh -- BALITA. Dalam asuhan keluarga inti, hanya ada rumah tangga. Peran ibu mulai berbagi dengan bapak atau ayah biologis bagi anak-anak terlahir. Karakter asuh ibu dan ayah terbedakan secara terpola baik lahiriah maupun batiniah. Mereka mengasuh di antara kesibukan keseharian individual masing-masing sebagai perwujudan rasa tanggung jawab yang besar atas perbuatannya (konsekuensi logis).

     Disebut 'istimewa' karena pergeseran proses persalinan. Tipe 1: persalinan premateur, terlahir selum usia kandungan mencapai kematangan masa 9 bulan 10 hari. Dalam hal ini tidak termasuk 'keguguran'. Tipe 2: persalinan lewat batas waktu 9 bulan 10 hari. Bayi premateur dan persalinan lewat batas waktu 'membutuhkan' penanganan asuh khusus.

     Di luar kedua persalinan istimewa di atas, masih ada tipe istimewa kasuistik lagi. Dalam perkembangan zaman, sering kali terdapat benturan nilai-nilai universal: moral, etika, sosial yang bersinggungan dengan hak asasi manusia beserta kerabatnya.

     Dari sudut pandang keilmuan itu dituntut tingkat kecerdasan tak terbatas. Saya adalah saksi pada riak kecilmu di sungai dangkal keterbatasan kecerdasan yang semakin keruh airnya bahkan sering terlanda banjir krisis. Kalau kesadaran membuang sampah pada tempatnya saja membutuhkan pembiasaan waktu yang lama, apalagi kesadaran hidup dalam perbedaan yang masing-masing punya dalil tak terbantahkan diasah oleh 'sang waktu'. Tapi kesadaran bahwa pada akhirnya 'raga boleh rapuh dan mati' sedangkan 'jiwa menuju kembali kepada Yang Maha Esa'. Inilah perbedaan cara pandang: Banyak Jalan Menuju Roma. Mengapa Roma? Kata Sahibul Hikayat yang empunya cerita, nenek moyang kita juga tak diketahui namanya. Apakah kita akan ribut mencari tahu namanya yang anonim itu?

     Apakah kalau tahu namanya kita akan kenali wajahnya? Apakah kalau tahu wajahnya kita akan cari tahu dari kaum hawa yang mana ia? Apakah kalau kita tahu asal-usul kaum hawanya kita akan tahu siapa ibu dari beribu ibunya? Lalu setelah tahu itu semua, kita sadari bahwa kita sedang berselancar di dalam rahim ibu semesta kefanaan raga bumi dan simpang jalan menuju keabadian jiwa-jiwa bernama 'sangkan paraning dumadi."

     Kalau UUD bisa diamandemen, bagaimana tanggung jawab penerbit atas hasil cetakannya? Masihkah berlaku UU hak cipta: "Isi di luar tanggung jawab penerbit"

     Yang dipikirkan tak identik dengan yang diniatkan;
     yang tertulis tak identik dengan yang dipikirkan;
     yang diucapkan tak identik dengan yang tertulis;
     dan yang dilakukan tak identik dengan yang diucapkan;
     karena perbedaan itu tak terhindarkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POLITIK: POLI YANG ITIK-ITIK

Pol suguhan tayangan televisi di rumah-rumah yang suka mengisi hari-harinya di rumah rakyat. Ada rakyat yang sungguh-sungguh rakyat yang punya rumah, namun ada pula rakyat yang belum sungguh-sunguh tidak punya rumah kecuali alas tidur dan ruang hidup sederhana. Jadi rakyat ada yang sudah menikmati kemerdekaan tetapi ada juga yang belum merasakan kemerdekaan dalam situasi yang real. Itik adalah salah satu jenis hewan berkaki dua, bersayap, berleher jenjang, dan suka berbaris rapi. Kwek-kwek menjadi ciri khas paduan suaranya saat gembira, sedih, mengigau, bermimpi, terancam, tapi juga berakting. Karena keahliannya itu, ia tampil dalam film-film kartun yang melegenda di televisi. PolItik menjadi sajian media dan menu pembuka diskusi di warung-warung, ruang kerja, pasar modal, pasar tradisional, atriumn mall, rumah sakit, dan tempat-tempat umum lainnya. Tidak terbatas persoalan dalam negeri, tetapi juga persoalan luar negeri. Tentu saja rakyat yang melek PolItik lebih tahu strategi con

BERMAIN DENGAN HUKUM

Norma hukum dibuat dan disepakati untuk ditaati agar kebebasan yang dimiliki oleh manusia dapat dipertanggungjawabkan di mata hukum.Dengan begitu di dalam hukum hukum terkandung syarat: bersifat mengikat, memberikan kepastian, berlaku umum, dan sanksi yang tegas. Lembaga-lembaga yang berhubungan dengan produk hukum tentunya dihuni oleh pemikir, praktisi, pengamat, dan peneliti dalam kewenangan keilmuannya, bukan dipenuhi oleh pejabat lintas partai, apalagi mafia hukum. Norma hukum itu juga berjenjang sesuai perkembangan peradaban manusia. Ada norma kesusilaan/etika yang mengandung unsur kepatutan di muka umum, ada norma adai-istiadat yang menjadi tradisi turun-temurun, ada norma hukum alam yang cenderung mengikuti kewajaran, dan ada norma hukum tertulis yang setiap periode waktu akan ditambah, dikurangi, atau dimodifikasi oleh pemegang kebijakan ketatanegaraan formal. Ketika pergeseran dan suksesi kekuasaan terjadi, ada banyak kepentingan dan pemikiran berkembang di masyarakat mula