Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

KERETAKU YANG KAUSERUDUK ITU

Aku pikir keretaku bakal sampai dengan selamat di stasiun tujuan akhir, setelah melewati stasiun demi stasiun antara yang terlewat. Rangkaian gerbong yang kubawa membawa nama-nama mereka lengkap dengan barang bawaan sekalian lambaian selamat jalan. Lalu, malam pun datang setelah senja. Rel yang biasa kami lewati terbujur sejajar menghubugkan kota demi kota, menyeberang perlintasan jalan, melewati jembatan, menerobos terowongan bukit hijau, dan istirahat di pelataran stasiun pemandu perjalanan. Setiap pemberhentian tentu ada keramahan pedagang menyapa penumpang yang haus ataupun lapar di jalan pulang.Percakapan yang mengalir dari hati kita saat menjelang berangkat, juga saat makan di perjalanan seperti cerita yang tak pernah lepas dari kelebat bayangan di kaca jendela. Lampu-lampu, pemukiman penduduk yang berjejer di kanan kiri jalur rel, juga sawah dan sungai kenangan, sirine di pintu perlintasan memandu kereta belajar berlari kencang tetapi juga belajar berhenti pada waktunya. Ketika