Orang berbondong-bondong memacu kendaraannya di jalan raya, di jalan tol, di jalan kampung, di jalan setapak karena merasa telah membayar pajak kepada negara. Mereka berupaya secepat mungkin dapat sampai pada tujuan yang diinginkan, walaupun mengabaikan keselamatan dan kenyamanan penggunanya sendiri.
Orang lupa pada situasi di jalan yang ramai, orang lupa pada batas kecepatan yang diperbolehkan, orang lupa pada anak yang tiba-tiba menyeberang, orang lupa pada lubang galiannya sendiri bernama liang lahat, rumah kematian di ujung kecepatan yang mampu ditempuhnya dengan gagah berani.
Angin bertiup semilir di atas permukaan laut yang tenang, membentang gundukan bukit-bukit jauh tujuan penyeberangan selanjutnya. Nakhoda menuntun kapal dengan navigasi panduan standar keselamatan. Dan ombak menepi ke arah buritan, meninggalkan sepi di dermaga keberangkatan. Percakapan para nelayan yang tak pernah berakhir sebelum kembali membawa tangkapan ikan dan kulit legam.
Pantai itu masih mengundang pelancong untuk berkunjung secara berkala pada hari libur. Panorama alam itu lebih segar dan luas dibandingkan keseharian mereka yang sibuk, pengap, serba tergesa, cepat, dan risiko kerja. Suasana relaks seperti itu tak selalu dapat dinikmati oleh masyarakat kota besar yang identik dengan kemacetan dan kemewahan fasilitas.
Lalu, tampillah biro jasa ecotourism yang memberikan alternatif fasilitas rekreatif di antara kesibukan rutinitas kerja selama ini. Masyarakat membutuhkan ruang dan waktu untuk keluar dari rutinitas sehari-hari. Ada yang bertarif tinggi dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, ekslusif; tetapi ada yang benar-benar murah meriah, real fun, dan dikemas dalam format familiar. Peluang menyediakan wahana semacam ini menjadi usaha kreatif yang perlu ditunjang oleh pemegang kebijakan publik, seperti pemerintah daerah setempat.
Orang lupa pada situasi di jalan yang ramai, orang lupa pada batas kecepatan yang diperbolehkan, orang lupa pada anak yang tiba-tiba menyeberang, orang lupa pada lubang galiannya sendiri bernama liang lahat, rumah kematian di ujung kecepatan yang mampu ditempuhnya dengan gagah berani.
Angin bertiup semilir di atas permukaan laut yang tenang, membentang gundukan bukit-bukit jauh tujuan penyeberangan selanjutnya. Nakhoda menuntun kapal dengan navigasi panduan standar keselamatan. Dan ombak menepi ke arah buritan, meninggalkan sepi di dermaga keberangkatan. Percakapan para nelayan yang tak pernah berakhir sebelum kembali membawa tangkapan ikan dan kulit legam.
Pantai itu masih mengundang pelancong untuk berkunjung secara berkala pada hari libur. Panorama alam itu lebih segar dan luas dibandingkan keseharian mereka yang sibuk, pengap, serba tergesa, cepat, dan risiko kerja. Suasana relaks seperti itu tak selalu dapat dinikmati oleh masyarakat kota besar yang identik dengan kemacetan dan kemewahan fasilitas.
Lalu, tampillah biro jasa ecotourism yang memberikan alternatif fasilitas rekreatif di antara kesibukan rutinitas kerja selama ini. Masyarakat membutuhkan ruang dan waktu untuk keluar dari rutinitas sehari-hari. Ada yang bertarif tinggi dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, ekslusif; tetapi ada yang benar-benar murah meriah, real fun, dan dikemas dalam format familiar. Peluang menyediakan wahana semacam ini menjadi usaha kreatif yang perlu ditunjang oleh pemegang kebijakan publik, seperti pemerintah daerah setempat.
Komentar
Posting Komentar